( saya perhati & akhir saya unfriend)
OLEH:
ISMAILY BUNGSU-FST
Friday
January 20/2017
SEMAKIN dunia ini menuju canggih dan semakin mendekat titik
akhir, kelihatannya kalangan kita kehilangan kasih sayang dan budaya hormat
sesama meski terhadap saudaranya sendiri begitu jauh menghindar dan yang ada
hanyalah api meliar siap membakar sukma diri dan sekitar.
Kata-kata tidak lagi ada batasnya. Dilontar tanpa memikir
kesan akibatnya dan akhirnya ianya seperti api muntah dari mulut kita sendiri.
Nabi pernah bersabda segala penyakit itu keluar masuknya
dari mulut kita sendiri dan ianya bak harimau yang siap menerkam sesiapa saja.
Kita semuanya punya nama.
Nama itu menurut islam ialah doa. Kita ini memang
digalakkan berdoa untuk siapa saja. Kala kita mengucapkan Assalamualaikum itu
sudah jelas menyatakan atau didoakan selamat bahagia dan di situ sudah jelas
betapa Islam itu mengajar kebaikan.
Nama yang kita punya itu memang doa dan setiap kali
disebut maka makna kita mendoakan dan sesudah kita punya nama, kenapa saja
tidak disebut nama itu?
Lalu nama Shafie mereka sebut dengan nama SAPI dan
ditambah dengan BEDAL. Apakah menyebut demikian memang ajaran agama atau ajaran
ibu bapa kita sendiri?
Ayah dan ibu kita mengajar dan menggelar nama kita dengan
nama doa dan tentunya mahukan anak-anak mereka selalu didoakan orang, sebalik
kita pula membawa budaya yang tidak baik namanya Salleh disebut KERUAK dan yang
kepala botak dihina dengan perkataan si BOTAK.
Sekadar mahunya puas hati diri?Memang keadaan sekarang
ini kelihatannya manusia sudah kehilangan akal dan kasih sayang sesama itu jauh
sangat seolah mereka rasakan hidup mereka itu untuk 1000 tahun lagi dan tidak
mereka tahu esok, lusa atau malam ini akan Allah panggil dan disemadikan
menjadi sebutan orang lain yang kita ini kala hidup jahat sangat dan di akhirat
siap menerima balasan.
Islam mengajar kita jangan memanggil orang lain dengan
nama yang tidak baik dan sebut saja nama sebenar yang orang tua kasih dan elak
sekali menyebut nama yang bukan-bukan.
Jangan lupa, dalam politik ini tidak ada yang kekal dan
mungkin saja hari ini kita berkawan dalam parti yang sama dan esok nanti beda
parti politik dan kemudian akan bersatu semula dan ini perkara biasa tetapi
kata-kata yang mengaibkan akan kekal di
benak kita meski kita semula bersatu.
Luka itu pasrti ada kesannya dan luka di tangan bisa
dinampak darahnya tetapi hati luka di dalam hanya Allah sahaja yang tahu.
Makanya kena hati-hatilah bercakap dan jika itu juga mahunya, silakan saja dan
kekadang kesan mereka bersikap demikian, maka kekadang memilih jalan menjauh
menghindar itu rasanya lebih baik meski jalan itu terasakan berat sekali.
Di sekitar saya usaha perhatikan kenyataan-kenyataan yang dilontar dan terus mengizin untuk
berubah, tetapi jika terus berlanjutan, maka maaf jangan salahkan saya jika
pilihan saya memilih remove dari sejumlah friend list saya di semua akaun muka
buku saya,
Salam untuk semua dan kita kena jaga warisan budaya
bangsa kita sebab warisan itulah penyambung hidup budaya bangsa kita.
No comments:
Post a Comment