( amon ngerti bisai)
KARYA
ISMAILY BUNGSU- FST
Rabu
14/2016 Desimber
TIDAK seperti selalu.
Terasakan kali ini beda. Tidak seperti biasanya. Memang. Jelas. Pasti.
Buahnya cukup lebat dan itu didengar berita oleh jiran
sebelah dan merekapun berdatangan sanggup meninggalkan rumah sendiri.
Saya jadi terdiam melihat mereka berdatangan dan
kata-kata mereka aneh hingga saya
sendiri tidak mengerti.
Lalu mereka ghairah memanjat dan kelihatannya seperti
monyet-monyet yang baru ketemu buah dan
saya yang di bawah terus saja diam tapi tidak hairan sebab saya memang dapat
membaca hati nurani mereka.
dalam waktu sama sambil melihat mereka memanjat, saya
yang di bawah mungkin rela hanya mengutip buah sisa yang jatuh. Ini memang
perangai saya sejak dulu tidak akan berebutan.
Seorang mazry nasir berkata dan kata-kata itu sempat lewat di telinga. Katanya ROSAK.
Saya terdiam dan terus diam.
Memang mereka itu adalah monyet-monyet yang bisa saya
baca lain maksudnya meski curiga itu seharus tidak ada.
Saya terus melihat dari bawah ke atas dan tetap di bawah
sebab saya memang antara yang setia melihat sendiwara masih bermain di atas
pentas.
Tidak lama kemudian tirai diturunkan dan rasanya teater
itu masih bermain dan kita akan terus tahu mereka berselfi di atas pokok dan
cepat menyebar di grup-grup whatsapp
sambil diangkatnya bakul di dalamnya ia sendiri.
Khuatir dahan-dahan
pokok-pokok itu akan patah dan
buah-buah berjatuhan, lalu yang nonton
ketawa terbahak-bahak.
Dasarnya memang begitu, itu sudah saya tahu segala.
Memang saya tahu. Tahu sangat. Sangat tahu. Memang.
Jika kamu faham tentu terasakan mudah tak perlu dihurai
macam mengajar budak tadika.
No comments:
Post a Comment